REPUBLIKACO.ID, BENGKULU -- Satu bunga bangkai Amorphophallus gigas setinggi empat meter mekar di lokasi penangkaran milik warga Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Holidin, pemilik penangkaran mengatakan bunga langka itu mekar setelah mengalami pertumbuhan vegetatif selama tiga tahun.'Tiga tahun lalu pernah mekar lalu mengalami pertumbuhan vegetatif kemudian Setangkaibunga bangkai (Amorphophallus titanum, Linn) kembali muncul di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Kasubag Jasa dan Informasi Kebun Raya Bogor a Pengenaan bunga. Sanksi berupa pengenaan bunga ini berlandaskan pada Pasal 9 Ayat 2(a) dan 2(b) UU KUP. Dalam Ayat 2(a) dikatakan, wajib pajak yang membayar pajaknya setelah jatuh tempo akan dikenakan denda sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Bunga bangkai adalah bunga yang memiliki bau seperti namanya, yaitu bau bangkai. Berbagai jenis bunga bangkai kini makin banyak ditemukan di berbagai wilayah hutan hujan tropis di Indonesia. Selain baunya, yang spesial dari bunga bangkai adalah bentuk dan ukurannya. Bentuknya tidak indah seperti kebanyakan bunga dengan ukuran yang sangat besar. Sejarah Bunga Bangkai Berdasarkan catatan sejarah bunga bangkai pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccar pada tahun 1878. Peneliti asal Italia ini menemukan Amorphophallus di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat. Sejak saat itu bunga ini dijadikan sebagai tanaman endemik asli Sumatera oleh para peneliti. Banyak peneliti dari berbagai belahan tertarik untuk terus mengupas karakteristik berbagai spesies tentang bunga bangkai. Keunikan bunga bangkai sampai di mancanegara, meliputi ukuran, bentuk, dan aromanya. Sebagai tanaman langka tumbuhan ini dimasukan ke dalam sumber daya alam Indonesia yang dilindungi. Kini sudah banyak jenis bunga bangkai yang ditemukan di Pulau Sumatera. Bahkan di daerah terpelosok sekalipun di Sumatera Barat baru-baru ini ditemukan jenis baru yang diduga kuat adalah bunga bangkai. Hingga kini beberapa hal terkait bunga bangkai masih menjadi topik menarik yang dikaji oleh para botanis. Mulai dari tempat tumbuh, morfologi, dan segala data karakteristik lainnya. Mengingat semakin banyaknya jenis bunga bangkai yang ditemukan, maka perlu informasi yang komprehensif tentang karakteristik bunga bangkai dari spesies yang berbeda. Selain melakukan pengambilan data di habitat aslinya, penelitian juga dilakukan di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor – LIPI. Karena bunga bangkai juga tumbuh di daerah tersebut. Sebagai tanaman endemik, di beberapa daerah di Sumatera menjadikan bunga bangkai sebagai ikon pariwisata. Salah satunya di Provinsi Bengkulu, dimana bunga bangkai dijadikan sebagai maskot daya tarik wisata. Tujuannya sebagai edukasi dalam mengenalkan keanekaragaman hayati di Indonesia. Beberapa jenis tanaman endemik Sumatera ini juga mulai ditemukan di Pulau Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan. Jenis Bunga Bangkai Memiliki nama latin Amorphophallus titanium becc bunga bangkai juga dikenal dengan sebutan suweg raksasa. Dinamakan seperti itu karena memang dikenal sebagai tumbuhan dengan ukuran kembang yang terbesar di dunia. Ukurannya juga yang menjadikan bunga endemik Sumatera ini dinobatkan sebagai padma raksasa bersama dengan Rafflesia arnoldi. Jenis-jenis tanaman Amorphophallus juga dapat kita jumpai di daerah hutan hujan tropis. Tumbuhan bunga ini dapat kita kenali bahkan dari jauh karena baunya yang seperti bangkai. Baunya yang tidak enak tersebut bertujuan untuk menarik lalat dan kumbang agar menyerbuki bunganya. Amorphophallus paeoniifolius Salah satu spesies bunga bangkai yang tak hanya ditemukan di Pulau Sumatera namun juga di Sulawesi dan Jawa. Mahkota dengan warna yang berubah dari merah jambu hingga ungu menjadi ciri khas bunga ini. Saat mekar kandungan antosianin pada mahkotanya akan membuat perubahan warna yang menakjubkan setiap orang. Memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter, bunga ini tumbuh optimal di daerah yang minim cahaya matahari seperti hutan tropis yang lembab. Tekstur bunga Amorphophallus paeoniifolius tergolong kasar namun daunnya lunak dengan warna hijau. Meski begitu tumbuhan langka ini dipercaya dapat dimakan dan menjadi sumber obat tradisional. Amorphophallus titanum Khusus spesies yang satu ini hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera, tepatnya di daerah hutan hujan tropis di Bengkulu. Merupakan salah satu bunga bangkai raksasa karena memiliki bunga yang sangat besar saat mekar. Kelopak bunga berwarna merah maroon kecoklatan dengan mahkota tinggi besar menjulang berwarna kuning. Amorphophallus hewittii Habitat asli spesies bunga bangkai yang satu ini adalah daerah Singkawang, Kalimantan Barat. Tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 101-200 mdpl. Syarat tumbuhnya yaitu di tanah yang kaya akan humus dan minim cahaya matahari. Amorphophallus hewittii dewasa dapat tumbuh hingga tinggi mencapai 180 cm. Termasuk kecil jika dibandingkan dengan ukuran bunga bangkai lainnya. Ciri fisik bunga ini memiliki batang berwarna hijau dengan bercak putih, dan bunga berwarna kuning saat sudah matang. Amorphophallus gigas Sama dengan A. titanium, Amorphophallus gigas juga berasal dari habitat hutan hujan tropis di Bengkulu. Sebagai cagar alam tumbuhan ini juga dinobatkan sebagai bunga majemuk tertinggi di dunia. Dalam perkembangannya bunga dengan kelopak dan tangkai yang relatif pendek ini hanya mekar satu kali selama 3 tahun. Sehingga dikenal juga sebagai bunga dengan periode mekar terlama. Informasi Umum Terkait Amorphophallus sp. Berikut ini informasi mengenai berbagai jenis bunga bangkai secara umum 1. Ciri-ciri Bunga Bangkai Warna kelopak dari bunga ini adalah merah hati di bagian dalam jingga hingga kehijauan di bagian luar. Bonggolnya berwarna keunguan serta kuning. Bau yang dikeluarkan sangat busuk seperti bangkai. Tingginya bisa mencapai 5 meter dengan diameter 1,5 meter. Biji atau bibitnya berwarna merah dengan masa mekar hanya 7 hari saja. 2. Habitat Banyak ditemukan di hutan hujan wilayah tropis sebagai habitatnya. Di Indonesia jenis bunga ini paling banyak ditemukan di hutan hujan daerah Pulau Sumatera. Mereka biasanya tumbuh di bawah kanopi hutan di ketinggian 120-365 mdpl. Jenis tanah tempat mereka tumbuh adalah tanah berkapur. 3. Perkembangbiakan Amorphophallus memiliki dua fase selama hidupnya yang terjadi secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan generatif. Saat fase vegetatif diatas umbi bunga tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Lama kelamaan keduanya layu dan menyisakan umbi di dalam tanah. Saat fase generatif akan muncul bunga majemuk. Siklus vegetatif berlangsung pada awal musim hujan yang berlangsung selama 6-12 bulan. Dilanjutkan dengan tahap berikutnya selama 1-4 tahun sebelum memasuki siklus perbungaan. Cukup lama kan waktu yang dibutuhkan untuk satu bunga raksasa ini. Di alam liar burung rangkong sering membantu perkembangbiakan bunga bangkai. Seiring berkurangnya populasi burung rangkong di alam liar maka populasi bunga bangkai di alam liar pun semakin berkurang. 4. Perbedaan Bunga Bangkai dengan Rafflesia Arnoldii Rafflesia Arnoldii merupakan salah satu bunga raksasa yang juga mengeluarkan bau busuk layaknya bangkai. Hal itu juga yang membuat beberapa awam sering salah mengartikan kalau keduanya merupakan satu bunga yang sama. Padahal dari nama latinnya saja sudah berbeda. Jika bunga bangkai memiliki nama Amorphophallus sedangkan nama latin Rafflesia Arnoldii adalah Rafflesia. Bentuk kedua bunga tersebut juga berbeda jauh, jika bunga bangkai menjulang ke atas maka Rafflesia melebar ke samping. Bahkan Rafflesia termasuk golongan tumbuhan parasit sedangkan bunga bangkai tidak karena memiliki umbi, batang, dan akar sendiri. Di dalam satu bunga Rafflesia terdapat dua jenis kelamin sedangkan bunga bangkai hanya memiliki satu. Bila ia jantan maka tidak ada kelamin betinanya begitu pula sebaliknya. 5. Bunga Bangkai Tertinggi Di Taman Konservasi Puspa Langka yang terdapat di daerah Bengkulu dibudidayakan jenis bunga bangkai tertinggi di dunia. Jenis bunga bangkai tersebut adalah Amorphophallus titanium becc. Mereka termasuk tumbuhan endemik dari Pulau Sumatra dan termasuk bunga terbesar di dunia. Tentu saja hal tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi Indonesia karena memiliki jenis bunga langka yang unik. Semakin banyak hal menarik yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian dari bunga bangkai. Salah satunya adalah mengenai perbanyakan spesies baik secara generatif maupun vegetatif. Selain itu secara alami bunga bangkai adalah tanaman yang membutuhkan waktu lama untuk berbunga. Sekitar 20-40 tahun sejak ditanam. Nah, untuk memangkas waktu yang panjang ini para ahli sedang melakukan penelitian terkait bagaimana menjadikan bunga bisa cepat muncul tanpa harus menunggu berpuluh-puluh tahun lamanya. Demikian penjelasan kami mengenai jenis bunga bangkai. Semoga bermanfaat! Originally posted 2020-12-13 100028. Kibut atau bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa, Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan Araceae endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas juga endemik dari Sumatra dapat menghasilkan bunga setinggi 5m.[two] Kibut disebut juga bunga bangkai dikarenakan bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya. Kibut sering dipertukarkan dengan padma raksasa atau Rafflesia arnoldii. Mungkin karena kedua jenis tumbuhan ini sama-sama memiliki bunga yang berukuran raksasa, dan keduanya sama-sama mengeluarkan bau yang tak enak. Jenis-jenis Amorphophallus juga dapat dijumpai pada hutan hujan tropis di Stasiun Penelitian Hutan Tropis SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang di Lalut Birai, Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau. Tumbuhan ini hanya ada di Indonesia. Pemerian [sunting sunting sumber] Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu tahun, organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga sebenarnya adalah tongkol atau spadix yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74 meter pada tahun 2003. Pada tanggal twenty Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91 meter di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun, Kebun Raya Cibodas, Republic of indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17 meter pada dini hari tanggal eleven Maret 2004.[3] Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, Di kawasan SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang, jenis kibut ini dapat tumbuh dengan tinggi kisaran 1,5 meter dengan lebar sekitar 50 – 70 cm. Banyak dijumpai di sekitar pinggir sungai dan daerah dataran lembap. Bunga ini mekar sekitar bulan Nopember, dan yang terakhir dijumpai pada tanggal 23 Nopember 2013 Misoniman/POLHUT TN Kayan Mentarang. Pada fase vegetatif, kibut ini muncul daun dan batang mencapai 2,five meter dengan diameter sekitar 25 cm. Pendahuluan [sunting sunting sumber] Bunga bangkai dalam bahasa latin disebut Amorphophallus yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “Amorphos” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “phallos” yang berarti “penis”.[4] Terdapat 170 jenis bunga bangkai di seluruh dunia dan sekitar 25 jenis di antaranya bisa ditemui di Indonesia yaitu 8 jenis di Sumatra, half-dozen di Jawa, three di Borneo dan one di Sulawasi.[5] Ciri-ciri [sunting sunting sumber] Warna kelopak merah hati, jingga dan kehijauan.[4] Warna tongkol keungguan serta kuning. Mengeluarkan bau busuk. Tingginya bisa mencapai 5 meter dan berdiameter one,5 meter, bagian yang menjulang tinggi ke atas atau yang disebut spadix. Bagian pelindung bunga yang mekar disebut braktea Biji berwarna merah. masa mekarnya vii hari. Habitat [sunting sunting sumber] Hutan hujan Sumatra Bengkulu, Lampung.[6] Iklim tropis dan subtropis. Tumbuh dibawah kanopi undergrowth. Ketinggian 120-365 mdpl. Tanah berkapur. Di hutan sekunder, ladang-ladang penduduk, pinggir sungai atau di tepi hutan. Siklus hidup [sunting sunting sumber] A. titanum memiliki tiga siklus hidup yang jelas, yaitu tahap vegetatif, dorman, dan generatif. Siklus vegetatif terutama untuk pertumbuhan umbi yang dapat mencapai bobot hingga 100 kg. Siklus ini dimulai pada awal musim hujan dengan dihasilkannya satu daun tunggal yang besar, dan berlangsung selama half-dozen-12 bulan, dilanjutkan siklus dorman selama ane-iv tahun sebelum memasuki siklus pembungaan. Siklus pembungaan umumnya tidak teratur [7] Perkembangbiakkan [sunting sunting sumber] Bunga bangkai Amorphophallus mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya, generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi.[four] Perkembang biakan juga dibantu oleh Burung Rangkong, yang dimana akan memakan biji dari bunga bangkai dan akan dibuang melalui feses, namun semakin berkurangnya populasi burung rangkong akibat perdaganggan liar maka populasi bunga bangkai juga berkurang Keragaman genetik [sunting sunting sumber] dideteksi dengan menggunkan PCR menggunakan primer RAPD . Hasil menunjukkan bahwa diperoleh 143 fragmen Deoxyribonucleic acid yang berukuran dari 100 bp hingga 1,one Kb, dimana 137 95,80% di antaranya merupakan pita polimorfik dengan indeks marka yang tinggi. Rata-rata setiap primer menghasilkan 17,8 pita yang dapat dideteksi. Jumlah pita polimorfik tertinggi 23 terdapat pada primer OPU-07, sedangkan jumlah terendah thirteen terdapat pada primer OPU-03.[6] Ancaman [sunting sunting sumber] Menurut IUCN termasuk dalam red list [viii] Populasi bunga bangkai liar sudah semakin berkurang karena habitat alaminya banyak mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman. Penyebab lainnya adalah masyarakat yang merasa terancam dengan bau busuk bunga ini, lalu memotong bunga dan daunnya.[9] Konservasi [sunting sunting sumber] Peraturan Pemerintah Nomor vii Tahun 1999 Lampiran PP. No. 7/1999[10] In situ dan ex situ [11] Mata uang Rp. 500 rupiah pada tahun 1982 [12] Maskot pada kebun raya di Jerman yaitu Botaniche Gärten Bonn kebun raya di Jerman [4] Kultur IN-Vitro [12] [sunting sunting sumber] Kultur jaringan bunga bangkai sudah pernah dilakukan pada tahun 1988 oleh Kohlenbach.[12] Pada tahun 2011, Irawati dkk, melakukan kultur in-vitro kembali dan berhasil mendapatkan planlet dari eksplan urat daun dengan menggunakan medium Murashige dan Skoog MS dan perlakuan penyinaraan k lux, 16 jam per hari dengan suhu 28oC. Biakan diamati setelah 6-8 minggu setelah penanaman. Fakta unik [sunting sunting sumber] Umbi pada bunga bangkai dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman, dan obat-obatan.[4] Sebutir biji bunga bangkai membutuhkan waktu 20-40 thn untuk berbunga. Ketika mekar suhu bunga akan mencapai 50-60oC dan mengeluarkan asap. Lain-lain [sunting sunting sumber] Kibut sekarang telah tersebar diberbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul sering kali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Lihat pula [sunting sunting sumber] Padma raksasa Referensi [sunting sunting sumber] ^ Yuzammi & Hadiah, 2018. “Amorphophallus titanum“. IUCN Red List of Threatened Species. 2018 doi ^ “Situs TN Kerinci Seblat”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-04-12. Diakses tanggal 2001-04-12 . ^ Tembolok Google [ pranala nonaktif permanen ] dari diakses 15 Januari 2008 yang tidak bisa diakses. Salinan berita juga dimuat di sini. ^ a b c d east ^ Hetterscheid, West., and Due south, Ittenbach. 1996. Everything you lot always wanted to know abaout Amorphophallus but were afraid to stick your nose into. Aroideana ^ a b Yuyun,S, P., dan Yuzammi. 2008. Pendugaan Keragaman Genetik Amorphophallus titanum Becc. Berdasarkan Marka Random Amplifed Polymorphic Deoxyribonucleic acid. Jurnal Biodiversitas 92 103-107. ^ Bown, D. 1988. Aroids, Plants of The Arun Family. London Century. ^ ^ ^ ^ Esti, Grand. dan Yuzammi. 2016. Konservasi Ek-situ Jenis Amorphophallus SPP di Kebun Raya Liwa Kab. Lampung Barat, Provensi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Biologi 85-92. ^ a b c Wijaksono, Katarina, U. Due north., Djaja, dan Irawati. 2012. Perbanyakan Amorphophallus titanum Becc Araceae dengan Teknologi In Vitro. Jurnal Biologi Indonesia 82 343-354 Kepahiang - Satu bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanium di Taman Konservasi Bunga bangkai Kepahiang, Bengkulu diperkirakan akan mekar sempurna saat libur Natal kesempatan yang bagus bagi siapa saja untuk mengisi liburan dengan mengunjungi bunga BangkaI tersebut. "Pengunjung dapat menghabiskan waktu liburan itu dengan melihat, belajar dan berinteraksi dengan bunga terbesar di Planet Bumi ini secara langsung," kata salah satu petugas Taman Konservasi Bunga Bangkai, Zulzum Dihamzal di Kepahiang, Rabu, 5/ Konservasi Bunga Bangkai Kepahiang dapaT dicapai dari pusat kota Bengkulu berkendaraan bermotor denga waktu tempuh selama satu jam. Taman ini persisnya ada di Desa Tebat Monok di Kabupaten Kepahiang."Lokasinya berada persis di sisi jalan raya. Dari parkiran kendaraan, pengunjung dapat langsung melihat bunga ini. Kalau mau lebih dekat dan mencium aroma busuk, maka harus menuruni beberapa anak tangga menuju penangkaran," kata bunga bangkai, taman konservasi yang berada di sebelah kawasan hutan lindung Bukit Daun itu juga ditumbuhi inang bunga Rafflesia arnoldii yang juga merupakan bunga endemik Rafflesia berkembang dalam kurun waktu tertentu. Keberadaannya seakan tersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya. Bunga langka ini hanya mekar selama seminggu. TEMPO/Iqbal LubisPada sepanjang tahun depan taman ini bakala lebih meriah. Karena, menurut Zulzum, diperkiakan 30 bunga bangkai jenis Amorphophallus titanum dan Amorphophallus gigas akan mekar pada saat itu. "Kami menemukan ada sekitar 30 bunga bangkai yang telah melewati fase vegetatif dan akan segera mekar sepanjang 2019 mendatang."Iklan Dia menjelaskan, bunga bangkai mengalami dua fase dalam siklus hidupnya yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif aseksual dan generatif seksual. Selama fase vegetatif itulah muncul batang tunggal dan daun mirip pohon pepaya yang tumbuh selama sekitar dua tahun. "Jika fase vegetatif itu selesai, maka pohon dan daun akan membusuk, lalu tumbuh bunga bangkai dari umbi yang terkubur di dalam tanah. Berat umbi bunga ini dapat mencapai 100 kilogram yang berfungsi sebagai cadangan makanan selama bunga mekar," katanya menjelaskan. Amorphophallus titanum merupakan bunga majemuk terbesar di dunia yang tingginya dapat mencapai 2,5 meter dan lebar kuntum 1,5 meter. Sedangkan Ammorphophallus gigas merupakan bunga majemuk tertinggi di dunia yang dapat mencapai lebih dari 4 meter, namun memiliki kuntum kecil. "Kedua jenis bunga bangkai ini adalah endemik Pulau Sumatera yang langka. Karena itu, kami terus merawat bunga-bunga ini secara baik agar terhindar dari ancaman gagal mekar," ujar Zulzum. ANTARA

kapankah bunga majemuk dari bunga bangkai muncul